SEX DAN UANG MENJADI TOLAK UKUR AWETNYA HUBUNGAN BERUMAH TANGGA




Mengapa saya pakai judul ini?

Menurut penilaian dan beberepa pengamatan dari kehidupan pribadi, teman serta lingkungan sekitar, Menggambarkan bahwa inti dari hubungan berumah tangga itu cuman 2 (dua) yaitu sex dan uang.

Memang..!
Kehidupan Sosial masyarakat khususnya di Negara Indonesia semua memiliki
Kepercayaan serta Agama yang dianut. Ada enam (6) agama yang diakui di Negara tercinta ini dan tentunya tiap-tiap Agama mengajarkan tentang Kasih dan semua hal yang baik.

Kembali ke kehidupan duniawi. Semua manusia tak luput dari salah dan dosa serta diciptakan sama di mata Tuhan. Ada beberapa pemahaman yang berbeda tentang memagnai kehidupan kritis baik dari segi ekonomi maupun sexualitas dalam rumah tangga.

Sebagian orang ketika mendapatkan suatu cobaan dari sang pencipta, terkadang mereka melupakan bahwa mereka memiliki Agama dan melupakan siapa yang menciptakan mereka..?

Lajunya perkembangan teknologi zaman ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan serta nilai “rupiah” dari kebutuhan tersebut.

Keinginan serta kebutuhan semakin bertambah yang tidak sesuai dengan  pendapatan atau salary (gaji) perbulannya, Bisa-bisa membutakan mata bagi kaum keluarga yang tidak memiliki iman yang kuat.

Rumah tangga yang kuat dan kokoh yaitu suatu keluarga yang berpegang tegu terhadap Agama, Iman serta kepercayaan yang dianut.

Hal nyatapun terjadi ketika rumah tangga hancur karena tidak memiliki iman yang kuat serta tidak ada “pondasi” atau (dasar) Agama yang baik.

Judul artikel yang saya buat merupakan satu pandangan tentang kehidupan berumah tangga serta cara berpikir seseorang yang bersifat duniawi.

Pengalaman yang terjadi dilansir dari kehidupan nyata. Menjalin kasih dalam berumah tangga kurang lebih 2 tahun yang silam tidak semulus yang diharapkan waktu sebelum menikah.

Besar harapan kiranya tentang semua hal yang indah dan menarik ternyata tak semudah membalikan telapak tangan.

Seiring waktu berjalan adapun kendala yang dihadapi. Sukarnya mendapat lapangan pekerjaan tetap, kebutuhan dalam rumah tangga kadang tak terpenuhi, makanpun seadanya. Hasil ojek seharian untuk dipakai hari itu juga.

Masa sulit seperti ini tekanan batin sangat tak kuasa menahan tangis dimana matapun tak sudi mengeluarkan air.

Susahnya hidup berumah tangga ketika memasuki 2 tahun berjalan sejak hari pernikahan, Saya diuji oleh Yang Maha Kuasa dengan begitu berat beban yang dipikul.

Suasana didalam rumah tak lagi nyaman. Sedikit salah langsung meledak amarahnya, Tak ada lagi kewajiban istri untuk melayani suami. Begitu pula saya tak lagi berniat untuk melayani istri karena hati gelisa menahan tangis derita.


Dok. alimargosim.wordpress.com


Setiap hari ribut, ribut dan ribut..! Terlampau dibenak “mungkin kalau aku terus begini belum mendapatkan pekerjaan yang layak,  dia akan pergi jauh dan jauh tanpa jejak”.


Suatu saat istriku mendapatkan tawaran kerja keluar negri yaitu ke Jepang, Diam-diam ternyata Dia melengkapi semua berkas yang di butuhkan dan mencari pinjaman uang untuk syarat administrasinya. Ketika waktunya tiba Diapun berangkat tanpa pamit.

Satu hal yang saya bagikan mengenai tulisan ini yaitu tentang betapa pentingnya memulai kehidupan berumah tangga secara matang dan mapan baik dari segi rohani maupun jasmani.

Sexualitas dan uang yang menunjang perekonomian dalam keluarga serta menjadi tolak ukur awetnya hubungan berumah tangga dan itu nyata terjadi.









Comments

Popular posts from this blog